Bagi perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk
menemukan kecocokan antara karakteristik pelamar dengan dengan
persyaratan jabatan yang harus dimiliki pelamar tersebut untuk
memegang jabatan / pekerjaan yang ditawarkan. Secara umum tujuan dari
wawancara kerja adalah:
· Untuk mengetahui kepribadian pelamar
· Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan
· Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan
perusahaan
. Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak
untuk diberikan penawaran kerja.
Teknik Wawancara Kerja
Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam
melakukan wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional dan
wawancara kerja behavioral. Dalam prakteknya perusahaan seringkali
mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih
akurat.
·Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan
terbuka seperti "mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini",
dan "apa kelebihan dan kekurangan anda". Kesuksesan atau kegagalan
dalam wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si
pelamar dalam berkomunikasi menjawab pertanyaan-pertanyaan, daripada
kebenaran atau isi dari jawaban yang diberikan. Selain itu pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat mengklarifikasikan apa
yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar. Dalam wawancara
kerja tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3
(tiga) pertanyaan: apakah si pelamar memiliki pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan, apakah si
pelamar memiliki antusias dan etika kerja yang sesuai dengan harapan
recruiter, dan apakah si pelamar akan bisa bekerja dalam team dan
memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.
Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa "performance"
(kinerja) di masa lalu merupakan indikator terbaik untuk meramalkan
perilaku pelamar di masa mendatang). Wawancara kerja dengan teknik
ini sangat sering digunakan untuk merekrut karyawan pada level
managerial atau oleh perusahaan yang dalam operasionalnya sangat
mengutamakan masalah-masalah kepribadian. Wawancara kerja behavioral
dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap suatu kondisi
atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana
pelamar memandang suatu tantangan/permasalahan dan menemukan
solusinya. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan antara
lain: "coba anda ceritakan pengalaman anda ketika gagal mencapai
target yang ditetapkan", dan "berikan beberapa contoh tentang hal-hal
apa yang anda lakukan ketika anda dipercaya menangani beberapa proyek
sekaligus". Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut si pelamar
perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali situasi, tindakan
dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat
penting bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih
lanjut dari pewawancara agar dapat menjelaskan secara rinci gambaran
situasi yang dihadapinya. Untuk itu diperlukan ketrampilan
berkomunikasi yang baik dari si pelamar. Keberhasilan atau kegagalan
dalam wawancara ini sangat tergantung pada kemampuan pelamar dalam
menggambarkan situasi yang berhubungan dengan pertanyaan pewawancara
secara rinci dan terfokus. Dalam wawancara kerja behavioral, si
pelamar harus dapat menyusun jawaban yang mencakup 4 (empat) hal:
(1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu, (2) menjelaskan
tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi,
(3) menceritakan hasil yang dicapai, dan (4) apa hikmah yang dipetik
dari kejadian tersebut (apa yang dipelajari).
Jenis Wawancara Kerja
Dalam dunia kerja, dikenal beberapa tipe wawancara kerja sebagai
berikut:
Wawancara Seleksi (Screening Interview). Jika pelamar atau kandidat
untuk menduduki jabatan berjumlah lebih dari satu orang maka
dilakukan wawancara kerja untuk menyeleksi siapa diantara kandidat
tersebut merupakan kandidat yang paling qualified sehingga bisa
dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya. Wawancara seleksi biasanya
berlangsung singkat antara 15 – 30 menit.
· Wawancara Telepon (Telephone Interview). Demi menghemat biaya
dan efisiensi waktu, banyak recruiter yang melakukan wawancara kerja
melalui telepon. Oleh sebab itu, pelamar harus siap dihubungi sewaktu-
waktu, sebab seringkali recruiter tidak memberikan pilihan bagi
pelamar untuk menentukan waktu kapan ia siap diwawancarai melalui
telepon.
· Wawancara di Kampus / Sekolah (On-Campus Interview) . Meskipun
tidak banyak perusahaan yang melakukan wawancara kerja di kampus,
namun untuk perusahaan-perusahaan tertentu yang mencari para lulusan
untuk dilatih lebih lanjut, cara ini dinilai sangat efektif karena
memberikan akses bagi perusahaan tersebut untuk mendapatkan kandidat
terbaik yang mungkin sangat sulit diperoleh jika menunggu para
kandidat tersebut datang melamar.
· Wawancara di Pameran Kerja (Job Fair Interview). Pameran
kerja diadakan untuk menjembatani perusahaan dengan para pencari
kerja. Pada pameran kerja biasanya, perusahaan memberikan berbagai
informasi mengenai perusahaannya, menerima surat lamaran dan CV dari
pengunjung (pencari kerja), bahkan tidak jarang para recruiter
langsung melakukan wawancara di stand (booth) mereka. Di Indonesia
memang pameran seperti ini masih sangat jarang dilaksanakan jika
dibandingkan dengan pameran otomotif, rumah maupun furniture.
Wawancara di Lokasi Kerja (On-Site Interview). Ketika seorang
kandidat telah lolos dalam tahap wawancara seleksi, seringkali
perusahaan mengundang kandidat tersebut untuk melihat secara langsung
lokasi kerja. Pada kesempatan tersebut recruiter biasanya langsung
melakukan wawancara secara mendalam. Bagi pelamar yang belum memiliki
pengalaman kerja pada lokasi yang lingkungannya kurang lebih sama,
wawancara kerja di lokasi mungkin bisa terasa menakutkan karena
mungkin harus melakukan perjalanan dan berada di wilayah yang tidak
ia kenal.
· Wawancara Kelompok (Panel or Group Interview). Wawancara
kelompok adalah suatu jenis wawancara kerja dimana para pewawancara
(recruiter) terdiri dari 2 (dua) orang atau lebih. Biasanya wawancara
jenis ini dilakukan jika perusahaan memandang bahwa pelamar sudah
hampir memenuhi syarat untuk diterima bekerja. Biasanya para penanya
dalam wawancara inilah yang memiliki wewenang untuk memutuskan apakah
pelamar akan diterima bekerja atau tidak.
Wawancara Kasus (Case Interview). Wawancara kerja jenis ini
menekankan pada kemampuan analisis dan pemecahan masalah terhadap
suatu kasus tertentu. Biasanya dalam wawancara kasus, pelamar diminta
untuk berperan sebagai pemegang jabatan yang ditawarkan, lalu
diberikan sebuah kasus untuk dicarikan solusinya.
Sebagai calon karyawan yang diwawancara, anda harus mempunyai 7P, yaitu:
Kamis, 19 November 2009
WAWANCARA
Kemampuan bekerja sama dgn orang lain.
Diposting oleh nike miharja di 21.44
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar